يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ اَبْصَارَهُمْ ۗ كُلَّمَآ اَضَاۤءَ لَهُمْ مَّشَوْا فِيْهِ ۙ وَاِذَآ اَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوْا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ﴿٢٠﴾
ID Translation Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
EN Translation The lightning well-nigh takes away their sight; whenever it gives them light, they advance therein, and whenever darkness falls around them, they stand still. And if God so willed, He could indeed take away their hearing and their sight: for, verily, God has the power to will anything.
Tafsir Ayat ini berhubungan erat dengan ayat sebelumnya, seolah-olah ayat ini menyambung pertanyaan, "Bagaimanakah keadaan mereka dengan kilat itu?" Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Betapa besar kesulitan yang mereka hadapi. Mereka melangkah bilamana ada sinar kilat, dan berhenti bila cahaya itu hilang. Demikianlah orang-orang munafik itu, mereka mendapatkan sinar iman karena kesaksian mereka pada kebenaran-kebenaran ayat Ilahi dan timbul keinginan untuk mengikuti dakwah Rasul. Tetapi karena kefanatikan yang kuat, kecemasan terhadap tantangan orang banyak, menghilangkan sinar iman itu, dan akhirnya tetap membeku kebingungan di tempatnya. Allah berkuasa menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka sehingga mereka tidak dapat memahami suatu pelajaran dan tidak dapat memanfaatkan suatu petunjuk. Namun Allah tidak berbuat demikian, meskipun Dia Mahakuasa.